BERITASATU.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini meminta KPU dan Bawaslu DKI Jakarta untuk segera melakukan evaluasi bersama atas jajarannya di lapangan. Evaluasi ini, kata dia, dilakukan agar mengetahui alasan atau motif petugas penyelenggara di lapangan tidak bisa merespon dengan baik penggunaan hak pilih oleh warga pada hari H pemungutan suara yang lalu.
“Apakah disebabkan oleh pelatihan dan bimbingan teknis yang tidak optimal menjawab kondisi di lapangan ataukah ada faktor lainnya,” ujar Titi di Jakarta, Minggu (19/2).
Evaluasi tersebut, kata Titi, harus dilakukan terbuka, transparan, dan akuntabel sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dari masyarakat yang berkelanjutan. Menurut dia, penting bagi KPU DKI Jakarta untuk tetap menjaga kepercayaan publik atas penyelenggaraan pilgub DKI.
“Ini dilakukan agar tidak memicu sentimen atau spekulasi baru di masyarakat. Apalagi di tengah kompetisi yang sangat sengit ini,” ujarnya.
Perludem, kata Titi, memberikan lima rekomendasi terkait penyelenggaraan pilgub DKI Jakarta yang akan memasuki putaran kedua. Pertama, perbaiki DPT untuk putaran kedua.
“Masukkan semua nama yang memenuhi syarat seperti DPT Putaran 1 maupun pemilih DPTB, dan pemilih yang memenuhi syarat non-DPT dan non-DPTb dalam Daftar Pemilih Tetap Putaran Kedua Pilgub DKI Jakarta,” tandas dia.
Kedua, lanjut dia, perbaiki dan optimalkan pelatihan dan bimtek bagi petugas KPPS juga Pengawas TPS yang akan bertugas di putaran kedua. Ketiga, pasangan calon harus memperkuat pengetahuan dan kapasitas teknis kepemiluan saksi paslon di TPS terutama soal mekaniame, prosedur, dan tata cara pungut dan hitung di TPS.
“Keempat, buat call center yang bisa menghubungkan warga/pemilih maupun petugas pemilihan di lapangan langsung dengan pembuat kebijakan,” tambah dia.
Kelima, kata Titi, buat daftar problem pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada Pilgub 2017 Putaran Pertama lalu dan siapkan jawaban atau responnya sesuai aturan main yang ada.
“Lalu kemas dalam dokumen yang sederhana, mudah dipahami, dan bisa disebarkan secara masif sehingga lebih banyak orang yang mengetahui harus bertindak dan melakukan apa saat menemukan peristiwa dimaksud,” pungkas dia.
Yustinus Paat/PCN