RILIS.ID, Jakarta— Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), menyayangkan kurangnya keterwakilan perempuan dalam daftar anggota KPU-Bawaslu terpilih. Menurut Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, keterwakilan perempuan yang kurang dari 30 persen itu, menunjukkan masih adanya masalah dalam komitmen dan keberpihakan terkait hal tersebut.
“DPR mestinya tidak main-main soal komitmen ini, apalagi sudah ada target Sustainable Development Goals Planet 50-50,” kata dia saat dihubungi rilis.id di Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Salah satu calon anggota KPU petahana dari perempuan yang mestinya layak untuk dipilih lagi menurut Titi adalah Ida Budhiati. Seharusnya, kata dia, Ida Budhiati bisa melanjutkan perjuangan kelembagaan KPU yang sudah terbangun sebelumnya untuk menghadapi berbagai tantangan pada Pemilu 2019.
“Dia sosok yang tegas, tegar, dan bisa memelihara integritasnya,” ujarnya.
Titi menegaskan, anggota KPU nantinya harus bisa melanjutkan semua inisiatif yang visioner dari komisioner sebelumnya. Salah satunya menurut dia adalah terkait dengan masalah transparansi.
“Transparansi penyelenggaraan tahapan pemilu, pelayanan pemilih, maupun akuntabilitas kinerja,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Komisi II DPR RI telah memilih tujuh anggota KPU dan lima untuk Bawaslu. Mereka dipilih untuk menjadi anggota KPU dan Bawaslu Periode 2017-2022.
Sumber: http://rilis.id/anggota-kpu-bawaslu-perludem-soroti-keterwakilan-perempuan.html