• Post author:
  • Post category:Berita
  • Reading time:3 mins read

Jakarta – Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggrani mengharapkan agar gerakan Tamasya Al Maidah pada saat pemungutan suara pilgub DKI Jakarta Putaran II tidak perlu dilakukan. Pasalnya, gerakan Tamasya tersebut bisa menimbulkan provokasi yang mengganggu proses pemungutan suara yang aman, damai dan lancar.

“Mestinya tak perlu melakukan kegiatan seperti itu. Menurut saya, itu tindakan provokatif yang justru bisa memicu ketidaknyamanan pada pemilih,” ujar Titi di Jakarta, Jumat (14/4).

Gerakan Tamasya Al Maidah, kata dia seolah-olah menjadi bentuk ketidakpercayaan pada proses penyelenggaraan pemilu. Menurut Titi, mestinya kalau peserta tamasya mau memantau mereka harus terakreditasi di KPU DKI Jakarta.

“Dalam konteks ini juga, masyarakat DKI Jakarta harus proaktif. Jika mereka melaporkan bahwa mereka tidak menghendaki kehadiran pihak-pihak yang bisa mambuat tidak nyaman pemilihan maka Bawaslu dan jajarannya harus mengambil tindakan,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Titi mengharapkan Bawaslu dan jajaran penyelenggara harus memastikan setiap pemilih memilih dengan bebas dan tanpa tekanan pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua 19 April mendatang. Segala hal yang mengarah pada intimidasi maupun tekanan baik fisik atau psikis, kata dia harus dicegah dan diproses hukum setegas-tegasnya.

“Jangan sampai pemilih merasa takut atau ditekan. Kewajiban semua pihak untuk mengawal Pilkada putaran kedua ini,” pungkas dia.

Sebagaimana diketahui, Gerakan Tamasya Al Maidah yang sebelumnya sempat dinyatakan batal, bakal tetap digelarkan pada saat pemungutan suara pilkada DKI Jakarta Putaran II, 19 April 2017. Gerakan Tamasya ini akan diikuti oleh 1,3 juta orang untuk mengkawal 13.023 TPS di Jakarta.

Ketua Panitia Tamasya Al Maidah, Ansufri Idrus Sambo atau Ustaz Sambo, menyebut setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta akan dikawal minimal 100 orang peserta dengan tujuan melakukan pengawalan agar tidak terjadi kecurangan. Mereka juga tidak akan melakukan intimidasi dan mempengaruhi pilihan pemilih.

“Insya Allah 1,3 juta (orang) akan datang, mungkin bisa lebih. Kita ingin melihat-lihat, Jadi tidak perlu merasa khawatir. Masa melihat-lihat tidak boleh? Kita silaturahim masa tidak boleh, jadi tidak usah dikhawatirkan,” ujar Ustaz Zambo Kepada wartawan usai konfrensi pers di Masjid Al Ittihad, Jakarta Selatan, Jumat (14/4).

Ustaz Zambo menjelaskan setiap 100 orang yang ikut mengawal TPS sebagiannya adalah warga Jakarta, yang mengawal TPS-nya sendiri. Warga Jakarta yang ikut mengawal TPS-nya itu akan disebut sebagai Anshor, dan yang datang akan disebut sebagai Muhadjirin, yang akan disambut oleh Anshor.

Peserta Tamasya Al Maidah adalah orang-orang yang sudah terdaftar melalui berbagai macam fasilitas yang disediakan panitia, termasuk melalui aplikasi bernama Tamasya Al Maidah. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyusup.

“Yang datang nanti orang-orangnya kenal, kalau ada yang tidak kenal, itu penyusup. Mereka juga akan menggunakan tanda pengenal,” tandas dia.

Yustinus Paat/CAH

Sumber: http://www.beritasatu.com/aktualitas/425254-perludem-tamasya-al-maidah-tindakan-provokatif.html