JAKARTA – Perlunya penekanan bagi penyebar informasi bohong (hoaks) jelang pilkada bisa ditempuh dengan menggunakan dua strategi yakni Daring (dalam jaringan serta Luring (luar jaringan). Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.
Titi menjelaskan strategi daring bisa melalui kerjasama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Untuk itu ia sangat mengapresiasi penandatanganan nota kesepakatan aksi tiga pihak tersebut dan mendukung dari penyelenggara sistem elektronik (platform).
Berita terkait: Pemilih Harus Cerdas dan Punya Nalar Baik untuk Tolak Kampanye Hitam
Sementara itu, untuk strategi luring, bisa dilakukan dengan meningkatkan literasi digital pemilih. “Karena upaya paling efektif untuk menolak kampanye jahat adalah pemilih yang cerdas, punya nalar yang baik dalam memilah informasi. Online penting tapi offline juga harus dioptimalkan,” ujarnya, Rabu (31/1/2018).
Untuk itu ia sangat mengapresiasi penandatanganan nota kesepakatan aksi tiga pihak tersebut dan mendukung dari penyelenggara sistem elektronik (platform).
Selain itu ia juga menegaskan kepada seluruh pihak harus memberikan pendidikan literasi digital tersebut. Menurutnya, saluran pendidikan tersebut yang paling efektif yakni melalui kelompok-kelompok kecil dan terdekat. “Jadi yang berbasis kelompok pergaulan (peer group) menurut saya paling efektif. Kemudian keluarga, perempuan, anak muda, kelompok agama,” katanya.