• Post author:
  • Post category:Berita
  • Reading time:2 mins read

Jakarta, CNN Indonesia — Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyebut petahana mendominasi daftar calon tunggal dalam gelaran Pilkada Serentak 2018. Mereka dipastikan akan melawan kotak kosong.

“Dominasi petahana paling utuh terlihat pada calon tunggal. Sebanyak 10 dari 11 calon tunggal adalah petahana,” kata peneliti Perludem Usep Hasan Sadikin di Jakarta, Kamis (8/2).

Kesepuluh petahana itu adalah calon tunggal di tingkat kabupaten dan kota. Mereka adalah Zaki-Romli (Kabupaten Tangerang), Arief-Sachrudin (Kota Tangerang), Irsyad-Imron (Pasuruan), Yahya-Ardiansyah (Kota Prabumulih), dan Muslimin-Asman (Enrekang).

Lalu ada James-Jesaja (Minahasa Tenggara), Arifin-Syafrudin (Tapin), Willem-Alus (Puncak), Richard-Marthin (Jayawijaya), serta Ramlan-Marthinus (Mamasa).

Berita terkait: Tambahan Anggaran Pilkada dan Dugaan Petahana ‘Jinakkan’ KPUD

Usep mengatakan, satu pasangan lainnya bukan petahana di daerahnya. Dia adalah Andar Amin Harahap dan Hariro Harahap, calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Utara, Sematera Utara.

Meski begitu, Amin adalah mantan Walikota Padangsidimpuan. Ia adalah anak dari Bachrum Harahap, bupati dua periode Padang Lawas Utara.

“Bukan petahana, tapi kepala daerah lain. Dia mencalonkan di Padang Lawas Utara, bapaknya sebelumnya kapala daerah di sana,” ungkap Usep.

Di kesempatan yang sama, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, fenomena petahana menjadi calon tunggal ini wujud pragmatisme partai politik. Dengan mengusung petahana, calon tunggal, partai politik bisa menghemat ongkos dan memastikan kemenangan.

“Petahana menguasai sumber daya politik, ekonomi, dan sosial. Bagi parpol, tidak banyak uang yang dikeluarkan, malah bisa dapat insentif dengan mendukung petahana,” ungkapnya.

Hal ini sebenarnya bisa ditekan, kata Haris. Seharusnya ada ambang batas maksimal dukungan, sehingga dapat menekan dominasi petahana dan mencegah calon tunggal.

“Sebaiknya bukan ambang batas minimal, justru batas maksimal. Supaya tidak muncul calon tunggal,” ucap Haris.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180208200708-32-274919/catatan-perludem-petahana-dominasi-calon-tunggal