Jakarta:Perempuan calon kepala daerah (cakada) diminta memasukkan isu perempuan dalam visi, misi dan program kerja. Dari hasil survei yang dilakukannya terhadap 101 perempuan calon kepala daerah, hanya ada 37 orang yang menyematkan kata perempuan, wanita dan ibu dalam visi, misi dan program kerja.
“Perempuan punya beban ganda, tidak hanya dilihat politisi tapi juga mewakili perempuan. Isu perempuan bukan hanya isu pinggiran tapi isu utama,” kata Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini di Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 19 April 2018.
Titi mendapatkan data dari dokumen di sistem informasi yang disediakan KPU. Ada beberapa catatan tentang perspektif gender dari 37 orang yang mencantumkan visi, misi dan program yang menyematkan kata perempuan wanita atau ibu tersebut.
Catatan itu, ia dapatkan dari perbandingkan perempuan calon kepala daerah yang sama-sama memiliki visi misi dan program yang berpihak pada perempuan di 2015 dan 2017.
“Di 2015, ada tujuh perempuan dari 12 perempuan kepala daerah yang terpilih. Sedangkan di 2017, ada 17 dari 46 perempuan kepala daerah,” ujar Titi.
Selain itu, dalam visi perempuan calon kepala daerah tersebut tidak semua secara jelas mencantumkan kata perempuan, wanita atau ibu. Namun, secara tidak langsung ada satu orang perempuan mengusung konsep kesetaraan dalam visinya.
“Tapi dalam misi, ada 10 orang perempuan calon kepala daerah menyematkan kata perempuan, wanita atau ibu. Misi yang diusung berkisar pada tiga hal umum; yakni perlindungan perempuan, pemberdayaan perempuan dan meningkatkan kesetaraan gender,” jelas Titi.
Titi menjelaskan, pencantuman kata perempuan, wanita atau ibu dalam visi, misi dan program kerja merupakan salah satu prospek yang bisa dijalankan ketika perempuan calon kepala daerah tersebut terpilih menjadi kepala daerah. Maka itu, ia menilai sangat penting pelibatan kesetaraan gender.
“Pasangan calon (paslon) yang saat ini belum ada di visi, misinya kami mohon supaya dalam program kerja mereka nantinya itu diperhatikan kepentingan keluarga, perempuan dan anak,” tutup Titi.
Sumber: https://www.medcom.id/pilkada/news-pilkada/wkBQRyBb-perludem-perempuan-bukan-isu-pinggiran