• Post author:
  • Post category:Berita
  • Reading time:2 mins read

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi ( Perludem) Titi Anggraini menilai, para peserta pemilu baik partai politik maupun pasangan capres dan cawapres belum menunjukkan keberpihakan pada kepentingan anak muda secara substansial.

Wacana soal ini belum menjadi pembahasan serius.

“Memang dalam visi misi yang mereka sampaikan ke KPU sudah ada bagian yang menyasar program untuk kelompok muda. Tapi sayangnya program ini seolah tidak menjadi diskursus atau perbincangan yang mereka dialogkan dua arah dengan para kelompok muda,” tutur Titi kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2018).

Titi mengatakan, jika melihat jumlah pemilih muda, cukup signifikan. Tercatat, ada sekitar 5 juta pemilih pemula yang akan memberikan suaranya pada Pemilu 2019.

Selain itu, 80 juta pemilih milenial yang berusia 17-35 tahun.

Oleh karena itu, kelompok ini potensial untuk memengaruhi perolehan suara peserta pemilu pada 2019.

“Kalau ceruk ini bisa dioptimalkan dengan pendekatan yang tepat, maka akan signifikan pengaruhnya dalam menyumbang kemenangan bagi paslon ataupun parpol peserta pemilu,” kata Titi.

Menurut Titi, parpol dan kandidat pasangan calon masih terjebak pada simbolisasi gaya berpakaian ataupun gaya komunikasi.

Padahal, anak muda harus dilibatkan secara substansi dan langsung berinteraksi.

“Memang dari tim pemenangan kedua belah pihak sudah ada sejumlah anak muda yang jadi bagian dari tokoh kunci peserta pemilu, tapi jumlahnya bisa dibilang sangat minim. Dan keberadaan mereka juga masih belum muncul ke permukaan untuk bicara gagasan dan program yang berpihak pada para anak muda,” kata Titi.

Pelibatan aktif anak muda dinilai Titi penting agar ada interaksi antara pasangan calon dan pemilih muda.

“Paslon punya tanggung jawab untuk memberikan pendidikan politik optimal bagi anak muda. Anak muda bukan hanya target atau objek lumbung suara bagi palson. Tapi lebih dari itu, mereka adalah aset masa depan bangsa yang akan memimpin negeri ini ke depan,” kata Titi.

Oleh karena itu, menurut Titi, kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden harus punya kontribusi menguatkan anak muda dari sisi pendidikan politik.

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2018/11/06/10374281/peserta-pemilu-dinilai-belum-serius-garap-potensi-pemilih-muda.