• Post author:
  • Post category:Berita
  • Reading time:2 mins read

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, demokrasi tidak akan terwujud kalau praktik korupsi masih tumbuh subur. Dalam momentum peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh setiap tanggal 9 Desember ini, Titi menyebut korupsi masih menjadi salah satu masalah besar di Indonesia.

“Meskipun indeks persepsi korupsi kita membaik, tetapi tetap saja kasus korupsi masih menjadi momok, tidak hanya terjadi di lembaga eksekutif, legislatif, bahkan yudikatif,” kata Titi saat dihubungi TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id) (timesindonesia.co.id), Minggu (9/12/2018).

Misalnya ujar Titi, data terakhir menunjukkan ada 14 hakim di bawah institusi peradilan yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi RI (KPK RI). “Belum lagi anggota DPR, DPRD, dan Kepala Daerah. Ini menandakan bahwa korupsi masih menjadi penyakit yang memerlukan upaya luar biasa untuk memeranginya,” tukas Titi.

Beruntunglah Indonesia memiliki KPK RI yang berkontribusi besar dalam menangani masalah korupsi di tanah air. Meskipun lanjut Titi, KPK RI tidak bisa menjangkau semua lapisan, hanya penyelenggara negara.

“(KPK) Perannya sangat diperlukan oleh negara bahkan dalam praktik demokrasi. Karena demokrasi hanya bisa dilaksanakan dengan baik kalau kita bisa menjamin perilaku anti korupsi dalam negara,” tandas petinggi Perludem tersebut. (*)

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/192283/20181209/160231/hari-anti-korupsi-sedunia-perludem-tidak-ada-demokrasi-kalau-korupsi-tumbuh-subur/