• Post author:
  • Post category:Berita
  • Reading time:2 mins read

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi ( Perludem) Titi Anggraini menyebut, penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 adalah yang paling kompleks di dunia. Namun demikian, menurut dia, Indonesia tak semestinya bangga atas hal tersebut. Justru, pemilu harus bisa diselenggarakan secara sederhana. “Kita tidak perlu bangga untuk menjadi pemilu yang paling rumit, paling kompleks. Justru pemilu itu harus mudah,” kata Titi dalam sebuah diskusi di DPP PA GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).

Menurut Titi, kerumitan Pemilu 2019 dengan lima surat suara tak perlu diulang di Pemilu 2024. Sebab, berkaca dari tahun ini, beban penyelenggara pemilu menjadi sangat besar dengan keserentakan pemilihan presiden serta anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. “Karena tak mungkin kita me-manage pemilu yang demikian kompleks bagi peserta pemilu dan bagi pemilih,” ujarnya.

Selain membebani penyelenggara, Pemilu Serentak lima surat suara juga menyulitkan pemilih. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah suara tidak sah pada Pemilu DPR dan DPD. Menurut Titi, suara tidak sah Pemilu DPR naik menjadi sebelas persen dari yang sebelumnya sepuluh persen. Sedangkan suara tidak sah untuk Pemilu DPD menjadi 19 persen.

Hal ini, kata dia, merupakan akibat dari sulitnya pemilih mengenali calon anggota DPR dan DPD serta kesulitan memahami teknis mencoblos. Oleh karenanya, menjadi PR para legislator untuk melakukan perbaikan. “Itu tadi untuk hal seperti itu harus kita perbaiki. Di sinilah tantangan legislator supaya pemilu itu mudah,” kata Titi.

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2019/06/26/20133561/perludem-kita-tak-perlu-bangga-menyelenggarakan-pemilu-paling-rumit-di-dunia.